PROPOSAL SKRIPSI
PENGARUH PROFESIONALISME GURU
TERHADAP
MUTU PENDIDIKAN
( PENELITIAN PADA SMPN 1 SYAMTALIRA BAYU )
Diajukan
oleh :
HAMID
AFRIZAL
Mahasiswa
Jurusan Tabiyah
Program
Studi Pendidikan Agama Islam
Nim : 082102743
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
MALIKUSSALEH
– LHOKSEUMAWE
2011
- 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena dengan karunianya penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian
ini. Selawat dan salam tercurahkan kepada junjungan alam baginda Rasulullah
SAW, yang merupakan sosok teladan yang menjadi penuntut muslim.proposal ini
berjudul Sistem Pendidikan Tahfizhul Qur’an Pondok Pesantren Ulumul Qur’an
Stabat Sumatera Utara
Tujuan penulisan proposal penelitian ini adalah untuk
memenuhi salah satu syarat membuat skripsi pada jurusan Tarbiyah Prodi PAI STAIN
Malikussaleh Lhokseumawe. Dalam mengerjakan proposal penelitian ini tidak
terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu ucapan terima kasih penulis
yang tak terhingga penulis sampaikan kepada mereka yang telah berjasa besar
bagi penulis.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan proposal penelitian ini dari
awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhai segala usaha
kita. Amin.
Penulis
Lhokseumawe, 02 Mei 2012
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………………. i
DAFTAR
ISI……………………………………………………………... ii
A. Latar
belakang masalah……………………………………….. 1
B. Identifikasi
masalah…………………………………………… 4
C. Fokus
penelitian……………………………………………….. 5
D. Pertanyaan
penelitian………………………………………….. 5
E. Tujuan
penelitian……………………………………………… 5
F. Defenisi
operasional………………………………………….. 6
G. Manfaat
Penelitian……………………………………………. 7
H. Landasan
teoritis……………………………………………… 8
1.
Pengertian
Tahfizhul Qur’an………………………… 8
2.
Metode
dalam menghafl Qur’an…...………………… 9
I.
Metode
penelitian…………………………………………….. 10
1. Lokasi
dan waktu penelitian…………………………. 10
2. Jenis
penelitian……………………………………….. 10
3. Subjek
penelitian……………………………………… 10
4. Instrument
penelitian…………………………………. 11
5. Teknik
pengumpulan data……………………………. 11
6. Teknik
analisis data…………………………………… 13
DAFTAR KEPUSTAKAAN……………………………………………. 14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Penyelenggaraan
lembaga–lembaga pendidikan di negara manapun di dunia dipandang sebagai suatu
program yang bernilai strategis. Hal ini berdasarkan satu asumsi bahwa proses
pendidikan merupakan sebuah proses yang dengan sengaja dilaksanakan
semata–semata bertujuan untuk mencerdaskan bangsa. Melalui proses pendidikan
akan terbentuk sosok–sosok individu sebagai sumber daya manusia yang akan
berperan besar dalam proses pembangunan bangsa dan negara. Oleh karena itu
peran pendidikan demikian sangat penting sebab pendidikan merupakan kunci utama
untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas[1].
Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran
agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat. Pendidikan merangkum segi-segi intelektual, afektif dan psikomotorik
manusia, juga menyentuh cipta rasa dan karsa. Pendidikan juga merangsang
pikiran-pikiran, perasaan dan kehendak manusia untuk bertindak secara bijaksana
dengan mempertimbangkan lingkungan.
Salah satu
permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya
mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan
dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum
menunjukkan peningkatan yang merata. Sebagian sekolah, terutama di kota-kota,
menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namun sebagian
lainnya masih memprihatinkan. Berbicara
mengenai keterpurukan mutu pendidikan di Indonesia dengan berbagai
indikatornya, memang tidak akan habis-habisnya. Tetapi
yang lebih penting dari pada itu adalah bagaimana cara mengatasinya.
Guru yang
bermutu adalah mereka yang mampu membelajarkan murid secara efektif, sesuai
dengan kendala, sumber daya, dan lingkungannya. Di lain pihak, upaya
menghasilkan guru yang bermutu juga merupakan tugas yang tidak mudah. Mutu guru
juga berarti tenaga pengajar yang mampu melahirkan lulusan yang bermutu, sesuai
dengan kebutuhan penyelenggaraan berbagai jalur, jenis, dan jenjang pendidikan.
Di lain pihak, mutu guru sangat berkaitan dengan pengakuan masyarakat akan
status guru sebagai jabatan profesional.
Guru
merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan dan dianggap sebagai orang yang
berperanan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan yang merupakan
percerminan mutu pendidikan. Guru merupakan unsur penting dan berpengaruh dalam proses pendidikan dan
pengajaran. Tenaga guru merupakan tenaga yang penting yang tidak boleh, tidak
ada. Bagaiamanapun baiknya unsur lain, tetapi bila tidak didukung oleh unsur
guru yang profesional maka pelaksanaan program pendidikan tidak akan berjalan
sebagaimana mestinya. Kunci keberhasilan pelaksanaan program pendidikan dan
pengajaran sangat ditentukan oleh guru yang melaksanakan proses pembelajaran
secara profesional.
Berikut ini merupakan
sepuluh ciri guru
profesional :
1. Selalu punya energi
untuk siswanya
Seorang guru
yang baik menaruh perhatian pada siswa di setiap percakapan atau diskusi dengan
mereka. Guru yang baik juga punya
kemampuam mendengar dengan seksama.
2. Punya tujuan jelas
untuk pelajaran
Seorang guru
yang baik menetapkan tujuan yang jelas untuk setiap pelajaran dan bekerja untuk
memenuhi tujuan tertentu dalam setiap kelas.
3. Punya keterampilan
mendisiplinkan yang efektif
Seorang guru
yang baik memiliki keterampilan disiplin yang efektif sehingga bisa
mempromosikan perubahan perilaku positif di dalam kelas.
4. Punya keterampilan
manajemen kelas yang baik
Seorang guru
yang baik memiliki keterampilan manajemen kelas yang baik dan dapat memastikan
perilaku siswa yang baik, saat siswa belajar dan bekerja sama secara
efektif, membiasakan menanamkan rasa hormat kepada seluruh komponen
didalam kelas.
5. Bisa berkomunikasi
dengan baik
orang tua
Seorang guru
yang baik menjaga komunikasi terbuka dengan orang tua dan membuat mereka selalu
update informasi tentang apa yang sedang terjadi di dalam kelas dalam hal
kurikulum, disiplin, dan isu lainnya. Mereka membuat diri mereka selalu
bersedia memenuhi panggilan telepon, rapat, email dan sekarang twitter.
6. Punya harapan yang
tinggi pada siswanya
Seorang guru
yang baik memiliki harapan yang tinggi dari siswa dan mendorong semua siswa
dikelasnya untuk selalu bekerja dan mengerahkan potensi terbaik mereka.
7. Pengetahuan tentang kurikulum
Seorang guru
yang baik memiliki pengetahuan mendalam tentang kurikulum sekolah dan
standar-standar lainnya. Mereka dengan sekuat tenaga memastikan pengajaran
mereka memenuhi standar-standar itu.
8. Pengetahuan tentang
subjek
yang diajarkan
Hal ini
mungkin sudah jelas, tetapi kadang-kadang diabaikan. Seorang guru yang baik
memiliki pengetahuan yang luar biasa untuk subjek yang mereka ajarkan. Mereka siap
untuk menjawab pertanyaan dan menyimpan bahan menarik bagi para siswa, bahkan
bekerja sama dengan bidang studi lain demi pembelajaran yang kolaboratif.
9. Selalu memberikan
yang terbaik untuk anak-anak dan proses Pengajaran
Seorang guru
yang baik bergairah mengajar dan bekerja dengan anak-anak. Mereka gembira bisa
mempengaruhi siswa dalam kehidupan mereka dan memahami dampak atau
pengaruh yang mereka miliki dalam kehidupan siswanya, sekarang dan nanti ketika
siswanya sudah beranjak dewasa.
10. Punya hubungan yang
berkualitas dengan siswa
Seorang guru
yang baik mengembangkan hubungan yang kuat dan saling hormat menghormati dengan
siswa dan membangun hubungan yang dapat dipercaya.
Sikap guru terhadap proses pembelajaran, akan mewarnai
perilaku guru dalam melaksanakan tugas mengajar. Sedangkan mengajar merupakan
tugas utama seorang guru yang wajib berdampak positif untuk dirinya dan siswa,
baik guru berperan sebagai fasilitator, pembimbing maupun sebagai pencipta
lingkungan belajar. Proses pembelajaran itu merupakan proses interaksi akademis
antara guru dan siswa ditempat, pada waktu dengan isi yang diatur sedemikian
rupa oleh sekolah dengan aspek-aspek pokok yang terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
Hal inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian
dengan harapan pengetahuan tentang hal tersebut dapat mendorong terciptanya
sikap profesionalisme guru terhadap proses pembelajaran. Dengan demikian
diharapkan sikap positif guru terhadap proses pembelajaran dapat mendorong pula
terciptanya iklim proses pendidikan dan pengajaran di kelas yang dapat
memperlacar pencapaian tujuan yang diharapkan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti
tertarik mengangkat permasalahan tersebut untuk dilakukan penelitian
dengan judul " Pengaruh Profesionalisme Guru Terhadap Mutu Pendidikan di SMPN
1 Syamtalira Bayu".
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, menurut peneliti dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1.
Kurangnya profesionalisme guru dalam melaksanakan strategi pembelajaran
2.
Kurangnya kualitas guru dalam mengimplementasikan pembelajaran pada siswa
3.
Pengaruh profesionalisme guru terhadap mutu pendidikan di SMPN 1 Syamtalira
Bayu.
C.
Fokus penelitian
Dari sekian banyak identifikasi diatas, karena
peneliti tidak sanggup untuk meneliti semuanya maka peneliti hanya memfokuskan pada pengaruh profesionalisme guru terhadap mutu
pendidikan di SMPN 1 Syamtalira Bayu.
D.
Pertanyaan penelitian
Adapun yang menjadi pertanyaan pada penelitian ini
adalah bagaimana cara untuk
meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan strategi pembelajaran. Dan
bagaimana pengaruh profesionalisme guru di SMPN 1 Syamtalira bayu agar mutu
pendidikan semakin meningkat.
E.
Tujuan penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana
pengaruh profesionalisme guru terhadap mutu pendidikan di SMPN 1 Syamtalira
Bayu.
F.
Manfaat
penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini dibagi menjadi
dua :
1. Manfaat teoritis
-
Agar
menjadi bahan rujukan untuk adik-adik yang akan datang
-
Untuk
menambah referensi pustaka pribadi
-
Untuk
menambah daftar karya penulis sendiri
-
Untuk
menambah ilmu pengetahuan bagi penulis sendiri dan kepada para pembaca.
2. Manfaat praktis
-
Untuk
menambah pengalaman pribadi
-
Untuk
menambah ilmu tentang profesionalisme guru
-
Dan untuk memenuhi syarat mendapatkan
mendapatkan gelar S1 pada STAIN
Malikussaleh Lhokseumawe Prodi PAI
G.
Metode penelitian
Metode penelitian adalah cara atau strategi
menyeluruh untuk mendapatkan data yang diperlukan[2].
Metode penelitian perlu dibedakan dari teknik pengumpulan data yang merupakan
teknik yang lebih spesifik untuk memperoleh data. Adapun yang mendefenisikan
bahwa metode penelitian diartikan secara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu.
1. Pendekatan penelitian
Dilihat dari pengumpulan data dan teknik analisis
data maka penelitian ini termaksud dalam penelitian kualitatif. Kualitatif
ialah pendekatan sistematis dan objektif yang temuan-temuannya tidak diperoleh
melalui prosedur statistik atau bentuk hubungan lainnya.[3]
Penelitian ini diperoleh dengan pendekatan secara objektif, tidak direkayasa
dengan kejadian yang sebenarnya. Seperti yang diteliti pada guru SMPN 1 Syamtalira Bayu.
2. Subjek penelitian
Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Guru SMPN
1 Syamtalira Bayu, para murid dan penjaga sekolah, para pedagang di sekolah tersebut,
dan masyarakat yang berada di sekitar SMPN
1 Syamtalira Bayu
3. Teknik pengumpulan data
Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini
adalah menggunakan tiga teknik yaitu :
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang
sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti[4]. Observasi
menjadi teknik salah satu pengumpulan data apabila :
1. Sesuai dengan tujuan penelitian
2. Direncanakan dan dicatat secara
sistematis
3. Dapat dikontrol keadaannya dan
kesahihannya
Observasi dilakukan pada SMPN 1 Syamtalira Bayu.
Observasi penelitian dilakukan selama 2
minggu, mulai dari tanggal 02 Juni
2012 sampai dengan 18 Juni 2012. Adapun yang
diobservasi adalah subjek penelitian guru
SMPN 1 Syamtalira Bayu. Observasi penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui secara detail dampak dari prilaku guru yang terjadi dilokasi
penelitian tersebut.
Dari observasi dapat diambil teknik observasi yang
dilakukan yang dilakukan menggunakan observasi partisipasi. Partipasi ialah
observasi yang terlihat langsung secara aktif dalam objek yang diteliti.
Keadaan yang sebaliknya disebut non observasi partisipasi, sedangkan kehadiran
observasi yang pura-pura disebut observasi partisipasi.
b. Wawancara
Adapun yang menjadi wawancara dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Wawancara adalah tanya jawab secara langsung,
wawancara ini dilakukan di SMPN 1
Syamtalira Bayu, dalam wawancara ini dilaksanakan
selama 1 minggu mulai dari
tanggal 20 Juni
2012 sampai dengan 27 Juni
2012. Adapun yang
diwawancarai adalah subjek murid SMPN 1
Syamtalira Bayu. Wawancara ini untuk mendapat
sejumlah data yang sistematis, konkrit, dan fakta.
Adapun dari wawancara diatas, maka wawancara ini
dilakukan secara terpimpin, wawancara terpimpin adalah tanya jawab yang terarah
untuk mengumpulkan data yang relevan saja.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu data tertulis yang
diperoleh dari dokumen-dokumen seperti data struktur sekolah, data guru, data murid, dan sarana prasarana.
4. Teknik analisis data
Teknik analisis data dibagi menjadi dua bagian.
Yaitu deduksi dan reduksi. Deduksi ialah menyimpulkan data dari besar menjadi
kecil, sedangkan reduksi ialah menyimpulkan data yang sudah ada dengan cara
dari yang kecil kepada yang lebih besar.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Silaban Sintong, Pendidikan Indonesia Dalam
Pandangan Lima Belas Tokoh Pendidikan Swasta,
Jakarta: Dasamedia Utama, 1993.
Departemen Pendidikan Nasional. Manajemen
Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Dierjen Dikti, 2000.
Irawan Soehartono, Metode Penelitian
social, (Bandung:
Remaja Rosdakarya).
Sugiono,
Metode penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeda, 2007
Dudarwan Danim, Menjadi Kualitatif, Bandung:
Pustaka Setia, 2002
[1]Sintong Silaban, Pendidikan
Indonesia Dalam Pandangan Lima Belas Tokoh Pendidikan Swasta, Bagian IV,(
Jakarta: Dasamedia Utama,1993), hal.
65.
[3] Danim Sudarwan, Menjadi kualitatif, Cet.I, (Bandung:
Pustaka setia, 2002), hal. 32.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar