BAB I
LANDASAN
TEORI
A.
Pengertian
Afiksia
Asfiksia
adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan
teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami
asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan
kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah yang mempengaruhi
kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan.
Asfiksia
neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan
dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus
dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam kehamilan,
persalinan, atau segera setelah bayi lahir. Akibat-akibat asfiksia akan
bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak dilakukan secara sempurna.
Tindakan yang akan dikerjakan pada bayi bertujuan mempertahankan kelangsungan
hidupnya dan membatasi gejala-gejala lanjut yang mungkin timbul.
B.
Etiologi / Penyebab Asfiksia
Penyebab
asfiksia dapat berasal dari faktor ibu, janin dan plasenta. Adanya hipoksia dan
iskemia jaringan menyebabkan perubahan fungsional dan biokimia pada janin.
Faktor ini yang berperan pada kejadian asfiksia.Beberapa kondisi tertentu pada
ibu hamil dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah uteroplasenter sehingga
pasokan oksigen ke bayi menjadi berkurang. Hipoksia bayi di dalam rahim
ditunjukkan dengan gawat janin yang dapat berlanjut menjadi asfiksia bayi baru
lahir.
Pernafasan
spontan bayi baru lahir tergantung pada kondisi janin pada masa
kehamilan dan persalinan. Bila terdapat gangguan pertukaran gas atau
pengangkutan O2 selama kehamilan atau persalinan akan terjadi
asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan
bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian asfiksia yang terjadi dimulai
suatu periode apnu disertai dengan penurunan frekuensi. Pada penderita asfiksia
berat, usaha bernafas tidak tampak dan bayi selanjutnya berada dalam periode
apnue kedua. Pada tingkat ini terjadi bradikardi dan penurunan Tekanan Darah.
Pada asfiksia
terjadi pula gangguan metabolisme dan perubahan keseimbangan asam-basa pada
tubuh bayi. Pada tingkat pertama hanya terjadi asidosis respioratorik. Bila
berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi proses metabolisme an aerobic yang
berupa glikolisis glikogen tubuh, sehingga glikogen tubuh terutama pada jantung
dan hati akan berkurang.
Pada tingkat
selanjutnya akan terjadi perubahan kardiovaskular yang disebabkan oleh beberapa
keadaan diantaranya : Hilangnya sumber glikogen dalam jantung akan mempengaruhi
fungsi jantung. Terjadinya asidosis metabolik yang akan menimbulkan kelemahan
otot jantung. Pengisian udara alveolus yang kurang adekuat akan mengakibatkan
tetap tingginya resistensi pembuluh darah paru sehingga sirkulasi darah ke paru
dan ke sistem sirkulasi tubuh lain akan mengalami gangguan.
Beberapa kondisi tertentu pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan
sirkulasi darahuteroplasenter sehingga pasokan oksigen ke bayi menjadi
berkurang. Hipoksia bayi di dalam rahim ditunjukkan dengan gawat janin yang
dapat berlanjut menjadi asfiksia bayi baru lahir.
Beberapa faktor tertentu diketahui dapat menjadi penyebab terjadinya
asfiksia pada bayi baru lahir, diantaranya adalah faktor ibu, tali pusat calan
bayi berikut ini:
1.
Faktor ibu
-
Preeklampsia
dan eklampsia
-
Pendarahan
abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)
-
Partus lama
atau partus macet
-
Demam selama
persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
-
Kehamilan Lewat
Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)
2. Faktor Tali Pusat
-
Lilitan
tali pusat
-
Tali
pusat pendek
-
Simpul
tali pusat
-
Prolapsus
tali pusat
3. Faktor Bayi
-
Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)
-
Persalinan
dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu, ekstraksi vakum,
ekstraksiforsep)
-
Kelainan
bawaan (kongenital)
-
Air
ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)
Penolong persalinan harus mengetahui
faktor-faktor resiko yang berpotensi untuk menimbulkanasfiksia. Apabila
ditemukan adanya faktor risiko
tersebut maka hal itu harus dibicarakan denganibu
dan keluarganya tentang kemungkinan perlunya tindakan resusitasi. Akan tetapi,
adakalanyafaktor risiko menjadi sulit dikenali atau (sepengetahuan penolong)
tidak dijumpai tetapi asfiksiatetap terjadi. Oleh karena itu, penolong harus
selalu siap melakukan resusitasi bayi pada setiap pertolongan persalinan.
C.
Perubahan Patofiologis dan Gambaran Klinis
Pernafasan spontan BBL
tergantung pada kondisi janin pada masa kehamilan dan persalinan.Bila terdapat
gangguan pertukaran gas atau pengangkutan O2 selama kehamilan atau
persalinanakan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi
fungsi sel tubuh dan bilatidak teratasi akan menyebabkan kematian asfiksia yang
terjadi dimulai suatu periode apnudisertai dengan penurunan frekuensi. Pada
penderita asfiksia berat, usaha bernafas tidak tampak dan bayi selanjutnya
berada dalam periode apnue kedua. Pada tingkat ini terjadi bradikardi
dan penurunan TD.
Pada asfiksia terjadi pula gangguan
metabolisme dan perubahan keseimbangan asam-basa padatubuh bayi. Pada tingkat
pertama hanya terjadi asidosis respioratorik. Bila berlanjut dalam tubuh bayi
akan terjadi proses metabolisme
an aerobic yang berupa glikolisis glikogen tubuh, sehingga glikogen
tubuh terutama pada jantung dan hati akan berkurang. Pada tingkat selanjutnya
akanterjadi perubahan kardiovaskular yang disebabkan oleh beberapa keadaan
diantaranya :
Hilangnya sumber
glikogen dalam jantung akan mempengaruhi fungsi jantung. Terjadinya asidosis
metabolik yang akan menimbulkan kelemahan otot jantung.Pengisian udara alveolus
yang kurang adekuat akan mengakibatkan tetap tingginya resistensi pembuluh
darah paru sehingga sirkulasi darah ke paru dan ke sistem sirkulasi tubuh lain
akanmengalami gangguan. (Rustam, 1998).
Gejala dan Tanda-tanda Asfiksia
-
Tidak
bernafas atau bernafas megap-megap
-
Warna
kulit kebiruan
-
Kejang
-
Penurunan
kesadaran
D. Diagnosis
Asfiksia yang terjadi pada bayi
biasanya merupakan kelanjutan dari anoksia / hipoksia janin. Diagnosis anoksia
/ hipoksia janin dapat dibuat dalam persalinan dengan ditemukannya tanda-tanda gawat
janin. Tiga hal yang perlu mendapat perhatian yaitu :
1. Denyut jantung janin
Peningkatan kecepatan denyut jantung
umumnya tidak banyak artinya, akan tetapi apabilafrekuensi turun sampai ke
bawah 100 kali per menit di luar his, dan lebih-lebih jika tidak teratur,hal
itu merupakan tanda bahaya
2. Mekonium dalam air ketuban
Mekonium pada presentasi sungsang tidak ada artinya,
akan tetapi pada presentasi kepalamungkin menunjukkan gangguan oksigenisasi dan
harus diwaspadai. Adanya mekonium dalam air ketuban pada presentasi kepala
dapat merupakan indikasi untuk mengakhiri persalinan bilahal itu dapat
dilakukan dengan mudah.
3.
Pemeriksaan pH darah janin
Dengan
menggunakan amnioskop yang dimasukkan lewat serviks dibuat sayatan kecil pada
kulit kepala janin,
dan diambil contoh darah janin. Darah ini diperiksa pH-nya. Adanya asidosis menyebabkan
turunnya pH. Apabila pH itu turun sampai di bawah 7,2 hal itu dianggap
sebagaitanda bahaya gawat janin mungkin disertai asfiksia.
E. Penanganan pada asfiksia
Tindakan
yang dikerjakan pada bayi lazim disebut resusitasi BBL. Sebelum resusitasi
dikerjakan perlu diperhatikan bahwa :
1.
faktor waktu sangat penting.
2.
Kerusakan yang timbul pada bayi akibat anoksia /
hipoksia antenatal tidak dapat diperbaiki, tetapi kerusakan yang akan terjadi
karena anoksia / hipoksia pascanatal harus dicegah dan diatasi.
3.
Riwayat kehamilan dan partus akan memberikan
keterangan yang jelas tentang faktor penyebab terjadinya depresi pernafasan
pada BBl.
4.
Penilaian BBL perlu dikenal baik, agar resusitasi
yang dilakukan dapat dipilih dan ditentukan secara adekuat. (Prawiroharjo,
2002)
F. Prinsip Dasar Resusitasi
1. Memberikan
lingkungan yang baik pada bayi dan mengusahakan saluran pernafasan bebas serta
merangsang timbulnya pernafasan.
2.
Memberi bantuan pernafasan secara efektif pada
bayi yang menunjukkan usaha bernafas lemah.
3.
Melakukan koreksi terhadap asidosis yang terjadi.
4.
Menjaga agar sirkulasi tetap baik. (Wiknjosastro,
1999)
G. Persiapan Alat Resusitasi
Sebelum
menolong persalinan, selain persalinan, siapkan juga alat-alat resusitasi dalam
keadaan siap pakai, yaitu :
-
Dua helai kain / handuk.
-
Bahan ganjal bahu bayi.
-
Bahan ganjal dapat berupa kain,
kaos, selendang, handuk kecil,digulung setinggi 5 cm dan mudah disesuaikan
untuk mengatur posisi kepala bayi.
-
Alat penghisap lendir de lee atau
bola karet.
-
Tabung dan sungkup atau balon dan
sungkup neonatal.
-
Kotak alat resusitasi.
-
Jam atau pencatat waktu.
H. Langkah-Langkah Resusitasi
1. Letakkan
bayi di lingkungan yang hangat kemudian keringkan tubuh bayi dan selimuti tubuh
bayi untuk mengurangi evaporasi.
2. Sisihkan
kain yang basah kemudian tidurkan bayi terlentang pada alas yang datar.
3. Ganjal
bahu dengan kain setinggi 1 cm (snifing positor).
4. Hisap
lendir dengan penghisap lendir de lee dari mulut, apabila mulut sudah bersih
kemudian lanjutkan ke hidung.
5. Lakukan
rangsangan taktil dengan cara menyentil telapak kaki bayi dan mengusap-usap
punggung bayi.
6. Nilai
pernafasan
a. Jika nafas spontan lakukan penilaian denyut jantung selama 6 detik, hasil kalikan 10. Denyut jantung > 100 x / menit, nilai warna
kulit jika merah / sinosis penfer lakukan observasi, apabila biru beri oksigen.
Denyut jantung < 100 x / menit, lakukan ventilasi tekanan positif.
b. Jika pernasalan sulit (megap-megap) lakukan ventilasi tekanan positif.
7. Ventilasi tekanan positif / PPV dengan memberikan O2 100 %
melalui ambubag atau masker, masker harus menutupi hidung dan mulut tetapi tidak
menutupi mata, jika tidak ada ambubag beri bantuan dari mulur ke mulut,
kecepatan PPV 40 – 60 x / menit.
8. Setelah 30 detik lakukan penilaian denyut jantung selama 6 detik, hasil
kalikan 10.
a.
100 hentikan bantuan nafas, observasi nafas
spontan.
b. 60 –
100 ada peningkatan denyut jantung teruskan pemberian PPV.
c. 60 – 100 dan tidak ada peningkatan denyut
jantung, lakukan PPV, disertai kompresi jantung.
d. < 10 x / menit, lakukan PPV disertai kompresi
jantung.
9. Kompresi jantung
Perbandingan kompresi jantung dengan ventilasi
adalah 3 : 1, ada 2 cara kompresi jantung :
a.
Kedua ibu jari menekan stemun sedalam 1 cm dan
tangan lain mengelilingi tubuh bayi.
b. Jari
tengah dan telunjuk menekan stemun dan tangan lain menahan belakang tubuh bayi.
10. Lakukan
penilaian denyut jantung setiap 30 detik setelah kompresi dada.
11.
Denyut jantung
80x./menit kompresi jantung dihentikan, lakukan PPV sampai denyut jantung >
100 x / menit dan bayi dapat nafas spontan.
12.
Jika denyut jantung 0
atau < 10 x / menit, lakukan pemberian obat epineprin 1 : 10.000 dosis 0,2 –
0,3 mL / kg BB secara IV.
13. Lakukan penilaian denyut jantung janin, jika > 100 x / menit
hentikan obat.
14. Jika denyut jantung < 80
x / menit ulangi pemberian epineprin sesuai dosis diatas tiap 3 – 5 menit.
15. Lakukan penilaian denyut jantung, jika denyut
jantung tetap / tidak rewspon terhadap di atas dan tanpa ada hiporolemi beri
bikarbonat dengan dosis 2 MEQ/kg BB secara IV selama 2 menit. (Wiknjosastro,
2007)
BAB II
KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI
PADA BAYI
BARU LAHIR NY. “D”
DENGAN
ASFIKSIA RINGAN DI RB SURYA ASIH
A.
PENGUMPULAN DATA DASAR
Tanggal 20 November 2007 Pukul : 10.00 WIB
a. Identitas
1. Bayi
Nama
: Bayi Ny. Desi
Tanggal
lahir : 20 November 2007
Jam
lahir : 10.00 WIB
Jenis
kelamin : Perampuan
b. Orang tua
Nama Istri : Ny. Desi Nama
suami : Tn. Edwin
Umur : 26 tahun Umur : 29 tahun
Agama : Islam Agama :
Islam
Suku : Jawa Suku :
Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan
: S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan
: wiraswasta
Alamat : Jl.Sesosa No. 3 Alamat : Jl.Sesosa No 3
c. Keluhan Utama
Bayi Ny. P lahir spontan pervaginam, letak sungsang dengan asfiksia
ringan.
Dasar :
Bayi kesulitan dalam bernafas, suhu tubuh 36oC, APGAR sore
6/8, BB + 3000 gr, PB = 50 cm, frekuensi jantung = 100 x / menit, ekstremitas
biru
d. Riwayat Persalinan
a.
Persalinan ditolong oleh : Bidan
b.
Jenis persalinan : Spontan pervaginam
c.
Tempat persalinan :
RB Surya Asih
d.
Lama persalinan : Kala I : 8 jam
Kala II :
20 menit
Kala III :
15 menit
e.
Masalah yang terjadi selama persalinan : Tidak ada
f.
Keadaan air ketuban : Jernih
g.
Keadaan umum BBL : Kelahiran tunggal.
Usia
kehamilan saat melahirkan + 40 minggu
e. Pemeriksaan Fisik
1. Nilai APGAR
No
|
Aspek
yang dinilai
|
0
|
1
|
2
|
Waktu
|
|
1
|
5
|
|||||
1.
|
Frekuensi
denyut jantung
|
Tidak ada
|
Kurang
dari 100
|
Lebih
dari 100
|
1
|
2
|
2.
|
Usaha
bernafas
|
Tidak ada
|
Lambat
teratur
|
Menangis
kuat
|
1
|
1
|
3.
|
Tonus
otot
|
Lumpuh
|
Ekstremitas
flexi sedikit
|
Gerakan
aktif
|
1
|
1
|
4.
|
Reaksi
terhadap rangsangan
|
Tidak ada
|
Gerakan
sedikit
|
Menangis
|
2
|
2
|
5.
|
Warna
kulit
|
Biru / pucat
|
Tubuh
kemerahan ekstremitas biru
|
Seluruh
tubuh kemerahan
|
1
|
2
|
6
|
8
|
2. Antropometro
a.
Berat badan : 3000 gr
b.
Panjang badan : 50 cm
c.
Lingkar kepala : 35 cm
d.
Lingkar dada : 30 cm
e.
Lila : 9,5 cm
3. Refleks
a.
Moro : Ada
b.
Tonic neak : Ada
c.
Palmargrap
: Ada
4. Menangis
: Bayi menangis saat dirangsang
5. Tanda Vital
a.
Suhu : 36oC
b.
Nadi : 110 x / menit
c.
Pernafasan : 34 x / menit
6. Kepala
a.
Simetris : Tidak ada kelainan yang dialami
b.
Ubun-ubun besar : Cembung
c.
Ubun-ubun kecil : Tidak ada
d.
Caput succedenum : Tidak ada
e.
Cephal hematoma : Tidak
ada
f.
Sutura : Tidak ada moulage
g.
Luka di kepala : Tidak ada
h.
Kelainan yang dijumpai : Tidak ada kelainan
7. Mata
a.
Posisi : Simetris kanan dan kiri
b.
Kotoran : Tidak terdapat kotoran
c.
Perdarahan : Tidak terdapat perdarahan
d.
Bulu mata : Ada
8. Hidung
a.
Lubang hidung : Terdapat
2 lubang kanan dan kiri
b.
Cuping hidung : Ada,
kanan dan kiri simetris
c.
Keluaran : Tidak
ada
9. Mulut
a.
Simetris : Atas dan bawah
b.
Palatum : Tidak ada celah
c.
Saliva : Tidak ada hipersaliva
d.
Bibir : Tidak
ada labia skizis
e.
Gusi : Merah,
tidak ada laserasi
f.
Lidah bintik putih : Tidak ada
10. Telinga
a.
Simetris : Kanan dan kiri
b.
Daun telinga : Ada
kanan dan kiri
c.
Lubang telinga : Ada,
kanan dan kiri berlubang
d.
Keluaran : Tidak
ada
11. Leher
a.
Kelainan : Tidak
ada kelainan
b.
Pergerakan : Dapat
bergerak ke kanan dan kiri
12. Dada
a.
Simetris : Simetris kanan dan kiri
b.
Pergerakan : Bergerak waktu bernafas
c.
Bunyi nafas : Nafas
lambat teratur
d.
Bunyi jantung : Teratur
e.
Frekuensi jantung : 100 x / menit
13. Perut
a.
Bentuk : Simetris, tidak ada kelainan
b.
Bising usus : Teratur
c.
Kelainan : Tidak
ada kelainan
14. Tali
pusat
a.
Pembuluh darah : 2
arteri dan 1 vena
b.
Perdarahan : Tidak
ada perdarahan
c.
Kelainan : Tidak
ada kelainan
15. Kulit
a.
Warna : Kemerahan
dan ekstremitas biru
b.
Turgor : (+)
ada
c.
Lanugo : Ada
d.
Vernik koseosa : Ada
e.
Kelainan : Tidak
ada kelainan
16. Punggung
a.
Bentuk : Lurus
b.
Kelainan : Tidak
ada kelainan
17. Ekstremitas
a.
Tangan : Simetris
kanan dan kiri
b.
Kaki : Simetris
kanan dan kiri
c.
Gerakan : Ada
d.
Kuku : Lengkap
e.
Bentuk kaki : Lurus
f.
Bentuk tangan : Lurus
g.
Kelainan : Tidak ada kelainan
18. Genitalia
: Jenis kelamin perempuan
B. Interpretasi Data Dasar
a. Diagnosa
Bayi Ny. P lahir spontan cukup bulan, letak sungsang dengan asfiksia
ringan.
Dasar :
1. Bayi
lahir sungsang pervaginam tanggal 20 November 2007 pukul 10.00 WIB.
2. Suhu
tubuh 36oC, APGAR 6/8, BB = 3000 gr, PB = 50 cm DJJ = 100x/menit,
ekstremitas biru.
b. Masalah
1.
Gangguan pemenuhan O2
2.
Hipotermi
Dasar
:
1. Terdapat
lendir pada jalan nafas
2. Nafas
masih terdapat ronchi
3. Suhu
tubuh bayi 36oC
4. Tubuh
bayi terasa dingin
c. Kebutuhan
1.
Pembersihan jalan nafas
2.
Perbaikan suhu
3.
Perawatan tali pusat
Dasar
:
1. APGAR
6/8, pengaturan suhu
2. Tali
pusat masih basah
C. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
1.
Asfiksia berat
2.
Hipotermi berat / sedang
3.
Infeksi tali pusat
Dasar :
1.
Ekstremitas bayi telihat biru
2.
Suhu tubuh 36oC
3.
Tali pusat masih basah
D. Identifikasi Masalah dan Kebutuhan
yang Membutuhkan Penanganan Segera dan Kolaborasi
Kolaborasi dengan dokter bila diperlukan
E. Perencanaan
1. Cegah kehilangan panas
a.
Bungkus bayi dengan handuk di atas perut ibu bila
tali pusat panjang
b.
Hidupkan radian warmer untuk menghangatkan bagian
dada bayi
2.
Lakukan pembebasan jalan nafas
a. Bebaskan
jalan nafas
b. Letakkan
bayi pada posisi yang benar
c. Lakukan
slim zuinger
3.
Lakukan rangsang taktil
a. Usap-usap
punggung bayi atau
b. Sentil
4. Lakukan
penilaian bayi
a. Perhatikan
dan nilai nafas bayi
b. Hitung
frekuensi denyut jantung bayi
c. Nilai
warna kulit bayi
5.
Lakukan perawatan tali pusat
a. Jepit
tali pusat dengan 2 buah klem.
b. Potong
tali pusat dengan gunting tali pusat.
c. Bungkus
tali pusat dengan kassa steril.
d. Ajarkan
pada ibu untuk perawatan tali pusat.
e. Anjurkan
ibu untuk melakukan perawatan tali pusat secara teratur.
f. Lakukan
evaluasi kemampuan ibu untuk mengulang
6. Jelaskan pada ibu mengenai pentingnya ASI eksklusif
7. Anjurkan ibu untuk mengonsumsi sayur-sayur hijau
F. Pelaksanaan
Pada tanggal 20 November 2007 Pukul 10.00 WIB
1. Mempertahankan suhu tubuh bayi
a. bungkus
bayi dengan handuk kering dan bersih yang ada di atas perut ibu bila tali pusat
panjang. Mengeringkan tubuh dan kepala bayi dengan handuk untuk menghilangkan
air ketuban dan mencegah kehilangan suhu tubuh melalui evaporasi.
b. Menghidupkan
radian warmer untuk menghangatkan bagian dada bayi dengan meletakkan bayi
terlentang di bawah alat pemancar panas. Alat pemancar panas perlu disiapkan
sebelumnya agar kasur tempat diletakkan bayi juga hangat.
2. Melakukan pembebasan jalan nafas
a. Membersihkan
jalan nafas dengan cara membersihkan mata, hidung, dan mulut bayi secara zig
zag dengan kasa steril segera setelah lahir.
b. Meletakkan
bayi terlentang atau miring dengan leher agak ekstensi atau tengadah dengan
meletakkan selimut atau handuk yang digulung di bawah bahu sehingga bahu
terangkat 2 – 3 cm.
c. Membersihkan
jalan nafas dengan menghisap caman amnion dan lendir dari mulut dan hidung
menggunakan slim zuinger. Bila air ketuban bercampur mekonium maka penghisapan
dari trakea diperlukan untuk mencegah aspirasi mekonium. Hisap dari mulut
terlebih dahulu kemudian hisap dari hidung.
3. Melakukan rangsang taktil
a. Usap-usap
punggung bayi ke arah atas
b. Menyentil
telapak kaki bayi untuk memberikan rangsangan yang dapat menimbulkan atau
mempertahankan pernafasan.
4. Melakukan penilaian bayi
a. Memperhatikan
dan menilai pernafasan bayi
b. Menghitung
frekuensi jantung bayi setiap 30 menit
c. Menilai
warna kulit bayi
5. Melakukan perawatan tali pusat
a. Menjepit
tali pusat dengan 2 buah klem.
b. Memotong
tali pusat dengan gunting tali pusat.
c. Membungkus
pada ibu untuk perawatan tali pusat.
d. Mengajarkan
pada ibu untuk perawatan wali pusat.
e. Menganjurkan
pada ibu untuk melakukan perawatan tali pusat.
f. Melakukan
evaluasi kemampuan ibu untuk mengulang
6. Menjelaskan pada ibu mengenai pentingnya ASI eksklusif
a. Menganjurkan
pada ibu agar memberikan ASI eksklusif, yaitu dengan tidak memberikan makanan
lain selain ASI
b. Menganjurkan
pada ibu untuk mengonsumsi sayur-sayuran hijau seperti daun katuk, bayam, sawi
dan lain-lain.
G. Evaluasi
Pada tanggal 20 November 2007 pukul 11.00 WIB
1. Suhu tubuh dibungkus dengan handuk kering dan bersih
a. Bayi
telah dibungkus dengan handuk kering dan bersih
b. Tubuh
dan kepala bayi telah dikeringkan dengan handuk
c. Radian
warmer telah melakukan pembebasan jalan nafas
2. Pembebasan jalan nafas telah dilakukan
a. Mata,
hidung, dan mulut telah dibersihkan
b. Bayi
telah diposisikan dengan benar
c. Jalan
nafas telah dibersihkan
3. Rangsang taktil telah dilakukan
Punggung telah diusap ke arah atas
4. Bayi bernafas spontan
5. Perawatan tali pusat telah dilakukan
6. Ibu mengerti mengenai pentingnya ASI eksklusif
a. Ibu
mengerti dan bersedia untuk memberikan ASI eksklusif
b. Ibu
mengerti dan bersedia untuk mengonsumsi sayur-sayuran hijau
Catatan
Perkembangan
Hari ke-2
Tanggal 21 November 2007
S : a. Ibu
mengatakan sudah melakukan yang dianjurkan
b. Ibu
mengatakan sudah memberi ASI pada bayinya
c. Ibu
mengatakan anaknya BAB 3x
d. Ibu
mengatakan anaknya tampak sehat dan akan segera pulang
e. Ibu
mengatakan anaknya sudah dimandikan dan dibedung
O : a. Keadaan
umum bayi anak
Rooting refleks : (+)
Sucking refleks : (+)
Swallowing refleks : (+)
b. Tanda-tanda
vital
RR : 30 x / menit
Suhu : 36oC
Nadi : 110 x / menit
c. Warna
kulit kemerahan
d. Tali
pusat terawat baik dan masih basah
e. Perut
bayi tidak kembung
f. Eliminasi
BAB : 3x/hari
BAK : 8x/hari
A : Diagnosa
Bayi baru lahir umur 1 hari
Dasar
: Bayi lahir spontan, tanggal 20 November 2007, pukul 10.00 WIB
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : 1. Perawatan
tali pusat
2. Perawatan
pada ibu dan keluarga tentang :
a. Personal hygiene bayi
b. Pemberian ASI eksklusif
c. Pertahankan suhu tubuh bayi
3. Perawatan bayi sehari-hari
P : 1. Mandikan
bayi 2 x sehari
2. Merawat
tali pusat
3. Berikan
penyuluhan pada ibu dan keluarga tentang :
a. Personal hygiene bayi
b. Pemberian ASI eksklusif
c. Pertahankan suhu tubuh bayi
Hari ke 4
Tanggal
23 November 2007
S : 1. Ibu
mengatakan bayinya tidak rewel, bayi tidur + 16 jam
2. Ibu
mengatakan bayinya BAK + 6 – 8 kali sehari, BAB 2 x sehari
3. Ibu
mengatakan bayinya hanya minum ASI saja setiap jam
O : 1. Keadaan
umum bayi baik
2. Tanda-tanda
vital
RR : 50 x / menit
Suhu : 37oC
Nadi : 130 x / menit
BB : 3000 gr
3. Warna kulit kemerahan
4. Tali pusat masih lemah
A : Diagnosa
Bayi baru lahir normal umur 3 hari
Dasar : Bayi baru lahir spontan pervaginam tanggal 20
2007
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : 1.
Perawatan bayi sehari-hari
2. Pemberian ASI Ekslusif
P : 1. Lakukan
perawatan bayi sehari-hari
2. Berikan
ASI untuk memenuhi kebutuhan bayi
Hari ke 6
Tanggal
25 November 2007
S : 1. Ibu
mengatakan bayinya dapat minum ASI dengan baik dan tidak rewel
2. Ibu
mengatakan bayinya BAK dan BAB lancar
3. Ibu
mengatakan bayinya tidur selama + 16 jam
O : 1. Keadaan
umum bayi baik
Tanda – tanda vital
RR : 45 x / menit
Suhu : 37oC
Nadi : 128x/menit
BB : 3000 gr
2. Warna
kulit kemerahan
3. Tali
pusat mulai kering
A : Diagnosa
Bayi baru lahir normal umur 5 hari
Dasar : Bayi lahir spontan pervaginam tanggal 20
november 2007
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : 1. Perawatan
bayi sehari-hari
2. Pemberian
ASI eksklusif
P : 1. Lakukan
perawatan bayi sehari-hari
2. Melakukan
immunisasi
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Asfiksia
adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan
teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami
asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan
kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah yang mempengaruhi
kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan.
Penyebab
asfiksia dapat berasal dari faktor ibu, janin dan plasenta. Adanya hipoksia dan
iskemia jaringan menyebabkan perubahan fungsional dan biokimia pada janin.
Faktor ini yang berperan pada kejadian asfiksia. Beberapa kondisi tertentu pada
ibu hamil dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah uteroplasenter sehingga
pasokan oksigen ke bayi menjadi berkurang. Hipoksia bayi di dalam rahim
ditunjukkan dengan gawat janin yang dapat berlanjut menjadi asfiksia bayi baru
lahir.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat berguna
bagi pembaca maupun penulis. Khususnya bagi calon-calon bidan.Penulis sangat
mengharapkan kritikan dan sarannya, agar makalah ini bias lebih bagus dalam
penulisannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri, Jakarta: EGC, 1998
Wiknjosastro, Gulardi H. dkk. Asuhan Persalinan Normal, Jakarta: JNPK-KR
2007.
Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu Kebidanan Jakarta : YBP 1999.
Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu Kebidanan Jakarta : YBP 1999.
Yayasan
Bina Pustaka Prawiroharjo.. Pelaksanaan Kesehatan Maternal dan
Neotatal.
Jakarta : YBC 2002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar